Friday, October 5, 2012

what is the life

“Dimanakah tempat paling kaya akan talenta dan ide yang tersia-siakan ?“ Kuburan adalah jawabannya. Kuburan tidak hanya tempat untuk menguburkan jasad orang yang meninggal, tetapi kuburan juga tempat menguburkan talenta yang mati bersamaan dengan perginya seseorang. Ada berapa banyak lagu-lagu bagus yang belum sempat ditulis, ada begitu banyak karya-karya besar yang belum sempat dilakukan, ada jutaan novel,puisi,buku-buku yang tidak pernah sempat di explore, ada ratusan juta ide-ide cemerlang yang tidak pernah dilaksanakan. Dan semua terkubur bersama raga yang tak lagi berarti. Ini bisa terjadi karena tidak semua orang yang hidup betul-betul “hidup” dalam kehidupan ini.
 Ada dua ketegori orang yang ada dalam dunia ini, pertama orang yang EXIST kedua orang yang LIFE. Terdapat empat perbedaan antara orang yang EXIST dan LIFE di dunia ini.
Pertama, orang yang EXIST mereka tidak memiliki tujuan dalam hidup ini. Mereka hanya sekedar ada dan kemudian tiada. Setiap hari ini tidak ada bedanya dengan hari kemarin, begitu juga hari esok tidak ada bedanya dengan hari ini. Mereka terjebak dalam “rutinitas” yang miskin kreatifitas , sehingga mereka terus berputar-putar kepada sebuah kegiatan ,kebiasaan, dan hasil yang sama dengan hasil-hasil sebelumnya.
Berbeda dengan orang yang LIFE, mereka tidak hanya sekedar memiliki tujuan hidup yang jelas akan tetapi mereka memiliki MISI dalam hidup ini yang harus mereka selesaikan. Mereka tahu panggilan hidup mereka dan alasan kenapa mereka hidup serta untuk apa mereka hidup dan mau kemana mereka dalam kehidupan ini.
 Orang yang EXIST hanya hidup untuk sehari dan orang yang LIFE hidup untuk selamanya. Mungkin raga mereka mati tetapi karya-karya,semangat, inspirasi dan pelajaran hidup mereka abadi. Mereka meninggalkan sesuatu untuk generasi berikutnya.
Perbedaan kedua, orang yang EXIST takut mengambil resiko, oleh karena itu “otot-otot” mental mereka tetap kerdil, sehingga sedikit tantangan membuat mereka kendur dan mundur. Sementara orang yang LIFE mereka selalu mau mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, sehingga “otot-otot” mental mereka menjadi kuat dan semakin terasah. Bagi saya, ketidaknyamanan adalah tanda kita sedang tumbuh dan berkembang. Contohnya : saat ini Anda yang tidak terbiasa pergi ke fitness center, memutuskan untuk pergi kesana dan mulai mengangkat dumbel seberat 5 kg, “apa yang terjadi saat Anda pulang dirumah ?” otot-otot lengan Anda akan terasa sakit, bukan ? ini dikarenakan selain Anda tidak terbiasa jug karena otot-otot, lengan Anda mulai membesar. Kalau hal ini Anda jalani selama 3 bulan, apakah masih terasa sakit ? tentu, tidak lagi. Karena tubuh Anda telah bisa menyesuaikan. Dan apa yang terjadi kalau dibulan berikutnya Anda menambah beban dari 5 kg menjadi 8 kg, pasti akan terasa sakit lagi. Penjelasannya tetap sama, karena Anda tidak terbiasa dan otot-otot Anda dalam proses membesar. Begitu juga dengan “otot-otot” mental Anda, kalau tidak pernah dilatih maka akan mudah menyerah dan KO saat menghadapi tantangan dalam hidup ini.
Perbedaan ketiga, Orang yang EXIST di atur oleh keadaan, sedangkan orang yang LIFE mereka berkuasa atas hidupnya. Orang –orang yang sekedar EXIST mereka diatur oleh kebiasaan mereka, nafsu mereka, keinginan sesaat mereka dan juga mereka diatur oleh keadaan karena memilih untuk menyerah kepada hasil sementara yang mereka dapatkan dan menjadikan hasil sementara ini sebagai hasil akhir. Contohnya : saat mereka mencoba berbisnis dan akhirnya belum berhasil, mereka akan membuat kesimpulan bahwa memang mereka tidak bisa berbisnis atau tidak berbakat dalam bisnis,kesimpulan ini yang membawa mereka kepada keyakinan dan identitas bahwa mereka tidak bisa berbisnis. Padahal, mereka tidak pernah tahu bahwa semua pebisnis didunia ini yang diawal-awal memulai berbisnis juga menemui tantangan yang sama.
Bryan Tracy mendapati bahwa seorang businessman dengan penghasilan USD $1.000.000 minimal akan mengalami kegagalan minimal 18 kali dalam bisnisnya sebelum akhirnya bisa sukses dan kaya. Berbeda dengan orang yang LIFE mereka berkuasa penuh atas hidupnya dan tidak membiarkan keadaan dan lingkungan mengambil alih kendali hidup mereka. Mereka berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar.
 Perbedaan terakhir, Orang EXIST tidak ada peningkat ketrampilan dan pengetahuan dari hari ke hari, sementara orang yang LIFE terus mengasah kemampuan,ketrampilan dan pengetahuan mereka untuk terus tumbuh dan berkembang. Hanya ada dua hal yang abadi di Dunia ini, pertama Tuhan dan kedua Perubahan. Dunia berubah, cara mencari uang berubah dan kualifikasi untuk meraih sukses juga berubah. Kalau kita tidak pernah dan tidak mau berubah maka kita akan punah. Peningkatan diri dari hari ke hari penting untuk mempersiapkan diri kita saat ada peluang dan kesempatan. Seperti kata Vincent Lombardi pelatih American football : Kesuksesan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan.
Nah, saya termasuk golongan orang-orang yang LIFE, bagaimana dengan Anda?

Monday, May 14, 2012

Rekan kerja yang sebaiknya dihindari

5 Tipe Rekan Kerja yang Sebaiknya Dihindari Punya teman kerja yang menyebalkan pasti pernah dialami hampir setiap orang. Faktanya, memang tak semua rekan kerja bisa diajak kerjasama dan menerima masukan atau pendapat yang kita berikan. Tentunya hal itu dapat membuat suasana kerja jadi tak bersemangat. Untuk itu Anda perlu berhati-hati dalam memilih teman di tempat kerja. Apabila memiliki teman yang membawa sisi negatif, Anda bisa terpengaruh dan ikut jadi menyebalkan juga. Oleh karena itu ada baiknya jika Anda menghindari beberapa tipe rekan kerja, seperti yang dilansir oleh Idiva. 1. Teman yang Suka Cari Muka Hal yang paling menyebalkan yaitu berada di sekeliling rekan kerja yang suka cari muka dengan atasan. Tentunya situasi seperti ini membuat suasana kerja tidak nyaman. Tipe orang seperti ini biasanya akan mencari segala cara untuk membuatnya terlihat paling baik dan hebat di depan atasan. Dia tak akan segan mengumbar kejelekan orang lain. 2. Penyebar Berita Burung Salah satu teman yang menyebalkan adalah teman yang selalu menyebarkan isu-isu kepada rekan kerja lainnya tentang hal yang kontroversial atau gosip yang belum tentu pasti kebenarannya. Jadi hindarilah rekan kerja seperti itu sebelum reputasi Anda dirusak olehnya. 3. Tukang Gosip Bergosip di kantor merupakan hal yang dapat mengganggu pekerjaan dan menjadi tidak produktif. Daripada harus membuang-buang waktu kerja Anda untuk mengobrol dengan teman yang suka bergosip tentang orang lain, lebih baik berteman dengan orang yang dapat memberikan motivasi dan masukan positif kepada Anda. Karena tidak menutup kemungkinan Anda juga akan digosipkan oleh rekan kerja tersebut. 4. Teman yang Suka Cari Perhatian Jenis teman yang seperti ini cenderung mencari kesalahan orang lain dan menunjukkan bahwa dirinyalah yang benar. Untuk itu hindarilah rekan kerja seperti ini. Jangan sampai Anda menjadi salah satu korban yang seolah-olah seperti disalah-salahkan. 5. Suka Menyalahkan Orang Lain Rekan kerja yang suka menyalahkan orang lain biasanya ia dilakukan demi menyelamatkan dirinya. Hal tersebut juga dilakukan agar dia tidak salah di mata si bos. Bukankah dekat dengan rekan kerja seperti itu akan lebih banyak rugi daripada untungnya? Sumber: http://wolipop.detik.com

Wednesday, February 1, 2012

Wahabi Salafi

Mewaspadai Gerakan Wahabi Salafi

Oleh A. Fatih Syuhud
Ditulis untuk Buletin Al-Khoirot
Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang

Dalam sebuah tulisan di harian Republika edisi 3 Oktober 2011, KH. Agil Siradj menulis sebuah artikel menarik berjudul Radikalisme, Hukum dan Dakwah. Dalam tulisan tersebut ketua PBNU ini mengingatkan bahaya laten dari gerakan Islam radikal di Indonesia. Ciri khas gerakan Islam ekstrim, masih menurut Agil Siradj, adalah “orang Islam yang berpikiran sempit, kaku dalam memahami Islam, serta bersifat eksklusif.”[1] Muslim radikal muncul sejak awal Islam. Yakni, sejak era para Sahabat. Saat itu, kelompok radikal dikenal dengan sebutan kaum khawarij.

Adalah khalifah ke-3 Utsman bin Affan sendiri yang menjadi korban pertama keganasan gerakan ekstrim ini. Beliau terbunuh pada tahun ke-35 hijriah. Peristiwa ini kemudian terulang pada masa Khalifah Ali ibn Abi Thalib yang juga terbunuh oleh kalangan ekstrem dari umat Islam. Komunitas ekstrem tersebut, sungguh pun pada mulanya bernuansa politik, tetapi perkembangan selanjutnya dirajut dalam sebuah ideologi yang dikenal dengan faham Khawarij.[2] Nama gerakan yang bernama Khawarij saat ini sudah tidak ada. Akan tetapi gerakan Islam yang mirip dengan gerakan Khawarij saat ini tidak saja eksis, tapi juga sedang giat-giatnya mengampanyekan ideologinya melalui berbagai sarana yang tersedia. Sudah bukan rahasia lagi, bahwa Khawarij abad ke-21 ini menjelma dalam gerakan yang dikenal dengan Wahabi Salafi.

Sejarah Wahabi dan Faktor Suksesnya Penyebaran Paham Wahabi

Gerakan Wahabi didirikan pada abad ke-18 oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1792) dari Najd, Arab Saudi. Ibnu Abdul Wahhab mengampanyekan usaha memberantas praktik-praktik yang dilakukan umat Islam yang dianggapnya bid’ah. Gerakan Wahabi atau Salafi berpusat di Arab Saudi. Dan didanai oleh pemerintah Arab Saudi. Gerakan Wahabi berkembang ke luar Arab Saudi karena dibawa oleh para sarjana lulusan sejumlah perguruan tinggi di Arab Saudi atau universitas di luar Arab Saudi yang mendapat bantuan finansial dan/atau tenaga pengajari dari Arab Saudi seperti LIPIA (Lembaga Ilmu Pendidikan Islam dan Bahasa Arab) yang merupakan cabang dari Universitas Muhammad Ibnu Su’ud yang berada di Riyadh Arab Saud.

Seluruh biaya operasional peguruan tinggi negeri di Arab Saudi dan di luar Arab Saudi yang berafiliasi ke universitas negara petrodolar ini disubsidi 100% oleh negara. Dan 100% mahasiswanya mendapatkan beasiswa. Oleh karena itu, tidak hersn kalau banyak pemuda Indonesia yang bermimpi untuk dapat kuliah di salah satu perguruan tinggi di Arab Saudi. Selain gratis, mendapat beasiswa penuh juga mendapat tiket pulang gratis setiap tahun. Kalau tidak dapat kuliah di Arab Saudi, minimal dapat belajar di LIPIA Jakarta yang juga memberikan beasiswa penuh. Bahkan tidak jarang ada mahasiswa UIN Syahid yang juga kuliah di LIPIA hanya untuk mendapatkan beasiswa.

Arab Saudi rela mendanai ribuan mahasiswa lokal dan internasional secara cuma-cuma tentunya dengan tujuan khusus: dalam rangka menyebarkan misi Wahabi Salafi ke seluruh dunia. Umumnya, sarjana lulusan universitas Arab Saudi sudah terkena “cuci otak”. Indikasi paling mudah adalah kecaman mereka terhadap tahlil, peringatan maulid Nabi, ziarah qubur, dan semacamnya.

Bantuan finansial tidak hanya sampai di sini. Ketika para sarjana itu pulang ke negara masing-masing, mereka masih akan tetap dapat kucuran dana dari kerajaan melalui berbagai lembaga atau organisasi binaan negara, seperti Rabithah Alam Islamy, WAMY (World Association of Muslim Youth), dan lain-lain. Bantuan finansial diberikan khususnya pada para alumnus atau non-alumni perguruan tinggi kerajaan Arab Saudi yang mendirikan lembaga pendidikan seperti sekolah atau pesantren dan membangun masjid.

Tentu, tidak ada salahnya menerima bantuan dari manapun. Apalagi kalau dari sesama muslim. Namun, yang menjadi kekhawatiran banyak kalangan adalah adanya pemaksaan—baik langsung atau tidak langsung—terhadap lembaga yang mendapat bantuan untuk ikut menyebarkan paham Wahabi. Ada beberapa kasus di mana kyai-kyai non-Wahabi yang ingin mendapat bantuan dari kerajaan Arab Saudi terpaksa tidak melaksanakan kebiasaan rutin ala pesantren seperti tahlil, atau qunut shalat Subuh saat ada peninjauan dari utusan Arab Saudi yang hendak memberi bantuan.

Gencarnya aliran dana bantuan finansial untuk lembaga-lembaga pendidikan dan masjid itu menjadi faktor utama mengapa gerakan paham Wahabi Salafi berkembang cukup pesat di Indonesia. Dan itu juga menjadi kunci jawaban mengapa kalangan aktivis Wahabi Salafi begitu bersemangat untuk menyebarkan ideologi Salafi-nya ke mana-mana.

Mengapa Takut Wahabi Salafi?

Saat ada suatu gerakan Islam seperti Wahabi Salafi yang penuh semangat dan mendapat bantuan finansial tak terbatas berkembang pesat, mengapa umat Islam harus resah? Tidakkah itu patut disyukuri? Jawaban singkatnya adalah radikalisme Wahabi Salafi sangat mengancam tidak saja NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), tapi juga kerukunan hidup antar-umat Islam dan kerukunan hidup antar-umat beragama.[3]

Dalam perspektif keamanan, apabila gerakan Salafi menjadi dominan dikhawatirkan terorisme akan semakin merajalela. Umat Islam yang masih ingin melihat Indonesia aman dan tentram tentu tidak ingin melihat negara ini seperti Pakistan yang pembunuhan antar golongan agama terjadi hampir setiap hari. [4]

Ideologi takfîr (pengkafiran), tasyrîk (pemusyrikan), tabdî` (pembid`ahan) dan tasykîk (upaya menanamkan keraguan) terhadap para ulama dan muslim dari kalangan yang tidak sepaham merupakan langkah pertama ketidakharmonisan umat. Anggapan golongan Wahabi Salafi bahwa golongan Islam lain sebagai bid’ah dan kufr akan berujung pada penghalalan darah (untuk dibunuh). Tak heran, sejak berdirinya gerakan ini, tangan mereka banyak bersimbah darah saudaranya sesama muslim.[5] Tentu mudah ditebak, apa yang akan terjadi pada penganut agama lain apabila kelompok ini sampai mendominasi Indonesia kelak.[6]

Oleh karena itu, kalangan umat Islam ahlussunnah wal jamaah pecinta damai hendaknya mewaspadai gerak gerik kelompok ini. Jangan biarkan mereka menguasai masjid-masjid. Jangan biarkan mempercayakan anak-anak kita untuk dididik di lembaga pendidikan yang mereka bina. Jangan korbankan masa depan putra-putri kita pada ideologi yang tidak mengenal kebenaran kecuali dalam dirinya sendiri. Jangan tergoda mendapat beasiswa gratis dengan resiko cuci otak.[]

Monday, January 16, 2012

apakah anda terperangkap utang ?

Dan Benson, seorang Perencana Keuangan dari Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul "12 Stupid Mistake People Make With Their Money" memberikan tanda-tanda apakah kita sudah cukup atau berlebih atau bahkan kurang dalam memiliki kartu kredit atau dengan kata lain terperangkap utang.

Didalam bukunya terdapat tes untuk menjawab tujuh buah pertanyaan yang dapat mengetahui apakah kita sudah terperangkap utang dan lebih spesifik utang konsumtif.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apakah Anda mengalami defisit alur kas setiap bulannya ?

Defisit alur kas atau Cash Flow menunjukan bahwa pengeluaran anda jauh lebih besar dibandingkan penghasilan anda yang artinya anda sebenarnya secara financial belum sanggup untuk membeli aset baru.

2. Apakah utang Anda (konsumtif) melebihi dari 5% penghasilan perbulannya ?
Kelebihan hutang konsumtif menunjukan bahwa anda kurang berhati-hati dalam membelanjakan dana anda sehingga barang-barang yang anda beli sebenarnya belum perlu atau tidak perlu sama sekali.

3. Apakah Anda selalu membayar tagihan kartu kredit dengan jumlah pembayaran minimal ?

Hal ini menunjukan bahwa anda mulai memiliki masalah dalam mengelola hutang-hutang anda sehingga dikarenakan alur kas anda yang defisit mengharuskan anda membayar hutang kartu kredit dengan pembayaran minimal.

4. Apakah Anda selalu membayar dengan kredit setiap pembelian barang-barang konsumtif atau yang nilainya menurun ?
Menunjukan bahwa sebenarnya anda belum mampu membeli barang tersebut akan tetapi memaksakannya.

5. Apakah Anda pernah menerima denda atau mendapat surat teguran perihal tagihan kredit Anda?

Sama halnya dengan pertanyaan nomor 4, anda sedang mengalami masalah besar dalam mengelola hutang-hutang anda.

6. Apakah Anda tidak dapat menyisihkan sedikitnya 10 % dari penghasilan kotor untuk tabungan dan investasi jangka panjang ?

Bagaimana mungkin anda menyisihkan 10% dari dana untuk investasi jangka panjang apabila untuk menutupi kebutuhan bulanan saja anda masih defisit.

7. Apakah Anda selalu resah dengan situasi keuangan Anda ?

Masalah keuangan selalui menghantui anda dan dapat mengakibatkan stress yang mendalam.

Jika seluruh jawaban Anda adalah "Ya", berarti Anda memang telah masuk kedalam jeratan utang, baik kartu kredit atau hutang lainnya, dan Anda kemungkinan telah terjebak dalam sindrom "beli sekarang, bayar selamanya". Test ini cukup baik untuk menjawab argumentasi orang yang mengatakan bahwa apabila mereka tidak beli sekarang maka mereka tidak akan pernah punya aset (barang) tersebut.